Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Blora, pada 2023 tercatat Rp31,75 triliun. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 3,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp30,96 triliun .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 4,56%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 915,81 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp35.220 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 345.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertambangan dan penggalian menjadi unggulan.
Di urutan pertama yakni sektor pertambangan dan penggalian. Pada 2023 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp7,45 triliun. PDRB ini pertumbuhan negatif -0,62%.
Di urutan kedua adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pertumbuhan negatif -0,14% menjadi Rp6,81 triliun, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 4,33% menjadi Rp4,89 triliun.
Selain itu, sektor lainnya yang memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah jasa pendidikan dengan PDRB Rp1,81 triliun.
Distribusi PDRB di Kabupaten Blora pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Blora ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi mencapai 20,48%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa pendidikan.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Real Estate,Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial,Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Pengadaan Listrik dan Gas dan Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang.