Harga minyak mentah dan gas alam dunia yang terus bergerak naik telah memicu tekanan inflasi energi di Amerika Serikat (AS).
Menurut Biro Statistik Ketenagakerjaan AS, inflasi energi di negara tersebut mencapai 3,9% pada Mei 2022 dibanding April 2022 (month-to-month/m-to-m). Sedangkan jika dilihat secara tahunan, pertumbuhan inflasi energi AS mencapai 34,6% (year on year/yoy).
Inflasi energi itu terdiri dari inflasi di kategori komoditas dan jasa energi.
Harga komoditas energi AS pada bulan lalu mengalami kenaikan sebesar 4,5% (m-to-m) atau 50,3% (yoy).
Komoditas yang tercakup di sini adalah harga bensin (gasoline) yang naik 4,1% (m-to-m) atau melonjak 48,7% (yoy). Demikian pula harga minyak bakar (fuel oil) naik 16,9% (m-to-m) atau melambung 106,7% (yoy).
Adapun kenaikan jasa energi AS pada bulan lalu sebesar 3% (m-to-m) atau 16,2% (yoy).
Jasa yang tercakup di sini adalah harga layanan listrik yang naik 1,3% (m-to-m) atau 12% (yoy). Begitu pula layanan gas pipa mengalami kenaikan 8% (m-to-m) atau 30,2% (yoy).
Harga minyak mentah jenis WTI berada di level US$114,67 per barel pada akhir Mei 2022. Harga tersebut naik 11,39% (m-to-m) atau mencapai 71,25% (yoy).
Sementara harga gas alam pada akhir Mei lalu berada di level US$8,145 per MMBtu. Harga tersebut naik 12,44% (m-to-m) dan melonjak 166,61% (yoy).
(Baca: Meski Turun, Harga Pangan Dunia Masih di Level Tinggi per Mei 2022)