G20 adalah forum kerja sama internasional yang beranggotakan 19 negara dan Uni Eropa. Kelompok ini mewakili sekitar 60% populasi dunia, 75% perdagangan internasional, dan 80% produk domestik bruto global.
Kendati demikian, saat ini G20 umumnya sedang dilanda tekanan ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina, yang telah mendorong naiknya harga pangan dan energi serta memicu laju inflasi tinggi.
Negara G20 yang mengalami inflasi tertinggi pada Oktober 2022 adalah Turki dan Argentina, diikuti negara-negara di benua Eropa dan Amerika lainnya.
Sedangkan anggota G20 dari wilayah Asia, seperti Indonesia, Korea Selatan, Arab Saudi, Jepang, dan Tiongkok, inflasinya tergolong paling rendah seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Proyeksi Ekonomi Negara G20, Indonesia Cukup Cerah)
Inflasi juga menjadi salah satu isu yang akan dibahas dalam pertemuan para kepala negara G20 di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (15/11/2022).
"Harga pangan global telah terpukul akibat upaya Vladimir Putin menghentikan ekspor biji-bijian Ukraina. Tagihan energi juga meroket karena Rusia mematikan keran gas. Hasilnya, lebih dari separuh anggota G20 kini mengalami inflasi di atas 7% dan IMF memprediksi sepertiga ekonomi dunia akan mengalami resesi tahun depan," kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam siaran persnya, Senin (14/11/2022).
"Masyarakat Inggris merasakan tekanan. Barang-barang kebutuhan pokok harganya lebih mahal dan orang-orang cemas akan tagihan bulanan mereka. Kami akan terus memberikan bantuan di dalam negeri, tapi kami juga perlu mendorong tindakan global yang terkoordinasi, seperti yang terjadi saat krisis finansial tahun 2008," ungkap Sunak.
Hal senada dinyatakan oleh Menteri Ekonomi Prancis Bruno Le Maire. "Saya berpikir bahwa isu yang perlu kami angkat dalam pertemuan (G20) adalah bagaimana menurunkan harga energi dan mengatasi inflasi," kata Le Maire, seperti dilansir Reuters, Senin (14/11/2022).
(Baca: IMF Prediksi Ekonomi RI Hanya Turun Sedikit pada 2023)