Di tengah ancaman resesi global, kegiatan manufaktur di beberapa negara Asia masih terus berekspansi sampai Juni 2022. Ini tecermin dari Puchasing Manager Index (Indeks PMI) yang berada di atas level 50.
Indeks PMI di atas level 50 mengindikasikan bahwa kegiatan manufaktur suatu negara mengalami ekspansi. Sedangkan indeks PMI di bawah 50 mengindikasikan terjadinya kontraksi atau penurunan.
Indeks PMI Vietnam tercatat berada di level 54 pada Juni 2022, tertinggi dibanding sejumlah negara Asia lainnya. Ini mengindikasikan bahwa manufaktur Vietnam masih ekspansif.
Hal tersebut selaras dengan proyeksi Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam laporan tambahan Asian Development Outlook (ADO) edisi Juli 2022, yang memperkirakan bahwa ekonomi Vietnam akan tumbuh 6,5% pada tahun 2022.
Demikian pula dengan India dan Filipina, manufaktur di kedua negara tersebut masih cukup ekspansif dengan indeks PMI di atas level 53 pada akhir semester I tahun ini. ADB memperkirakan ekonomi India tumbuh 7,2% dan Filipina tumbuh 6,5%.
Negara Asia lainnya seperti Tiongkok, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, serta Indonesia juga masih menunjukkan ekspansi di mana indeks PMI masing-masing berada di atas level 50 seperti terlihat pada grafik.
Adapun indeks PMI Taiwan berada di level 49,8 pada Juni 2022, mencerminkan bahwa kegiatan manufaktur di negerinya sedang mengalami kontraksi.
Berikut rincian proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara Asia tahun 2022 menurut ADB:
- India: 7,2%
- Vietnam: 6,5%
- Filipina: 6,5%
- Malaysia: 5,8%
- Indonesia: 5,2%
- Tiongkok: 4%
- Taiwan: 3,8%
- Thailand: 2,9%
- Korea Selatan: 2,6%
(Baca: PMI Manufaktur Indonesia Terendah ke-3 ASEAN pada Februari 2022)