Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mencatatkan defisit Rp21,8 triliun sejak awal tahun hingga 31 Mei 2024.
Nilai itu setara dengan 0,1% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Nilai surplus APBN anjlok hingga 110,7% (year-on-year/yoy) secara tahunan.
“Ini berarti penurunan yang sangat tajam karena tahun lalu bulan Mei masih surplus Rp204,1 triliun,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring, Kamis (27/6/2024).
Defisit APBN didorong oleh realisasi pendapatan negara yang menyusut, sedangkan belanja negara tumbuh positif.
Tercatat, realisasi pendapatan negara per 31 Mei 2024 sebesar Rp1.123,5 triliun atau setara 40,1% dari target APBN tahun ini sebesar Rp2.802,3 triliun.
Realisasi tersebut terkoreksi 7,1% dibanding periode sama tahun lalu (yoy).
Sementara, realisasi belanja negara mencapai Rp1.145,3 triliun, setara 34,4% dari pagu anggaran tahun ini sebesar Rp3.325,1 triliun.
Berbeda dari pendapatan negara, belanja negara pada Mei 2024 justru naik 14% (yoy) dari Mei 2023.
Disclaimer: artikel ini telah dikoreksi dari judul, data, hingga badan tulisan pada Jumat (28/6/2024) pukul 16.51 WIB. Semula ditulis surplus menjadi defisit Rp21,8 triliun.
(Baca: Ini Target Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi dalam Asumsi Makro APBN 2025)