Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), industri makanan menghasilkan nilai tambah (value added) terbesar di sektor pengolahan.
Nilai tambah adalah selisih antara nilai barang yang dihasilkan (output) dengan biaya produksinya (input).
Pada 2022 seluruh industri pengolahan Indonesia menghasilkan nilai tambah Rp3.392 triliun.
Industri makanan menyumbang Rp745 triliun, sekitar 22% dari total nilai tambah industri pengolahan nasional.
Subsektor pengolahan lain yang masuk top 10 adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (11%); logam dasar (9%); serta kendaraan bermotor, trailer, dan semi-trailer (7%).
Berikutnya ada industri pengolahan tembakau (5%); pakaian jadi (5%); karet/barang dari karet dan plastik (4%); produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi (4%); peralatan listrik (4%); serta kertas dan barang dari kertas (4%).
Jika digabungkan, 10 subsektor tersebut menyumbang 76% terhadap total nilai tambah industri pengolahan Indonesia pada 2022.
(Baca: 10 Sektor Utama Penopang Ekonomi Indonesia pada 2023, Industri Pengolahan Terbesar)