Data Statistical Centre of Iran yang diolah Trading Economics menunjukkan, pertumbuhan ekonomi terhadap produk domestik bruto (PDB) Iran tak pernah minus selama 2021-2023 atau era Presiden Ebrahim Raisi menjabat.
Pertumbuhan ekonomi Iran cenderung lebih fluktuatif pada masa-masa tersebut. Kuartal I 2021, pertumbuhannya sebesar 6,58% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada tahun pertama ini, pertumbuhannya di kisaran 4—6,9%.
Memasuki tahun kedua Raisi menjabat, pertumbuhan ekonomi Iran sebenarnya cukup tiarap. Pada kuartal I 2022 hanya sebesar 2,25% (yoy). Dalam tahun ini, perkembangannya cuma tumbuh 2—4,6% saja.
Memasuki 2023, Iran lebih resilien. Pertumbuhannya sempat menyentuh 7,9% (yoy) pada kuartal II 2023, menjadi yang paling tinggi selama Raisi menjabat.
Sebelumnya, Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dipastikan meninggal akibat kecelakaan helikopter. Melansir Katadata, tim sudah menemukan puing helikopter yang jatuh ketika melintasi wilayah pegunungan yang berkabut di Provinsi Azerbaijan Timur.
"Presiden Raisi, Menteri Luar Negeri, dan semua penumpang di helikopter meninggal dalam kecelakaan," kata seorang pejabat Iran dikutip dari Reuters, Senin (20/5/2024).
Raisi, presiden yang lahir pada 14 Desember 1960, terpilih pada 2021 menggantikan Hassan Rouhani. Kemenangan Raisi kerap diasosiasikan dengan menangnya kubu konservatif yang setia kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei.
Iran memiliki Pemimpin Tertinggi dan Presiden. Pemimpin Tertinggi adalah kepala negara yang paling berkuasa. Praktiknya, Ali Khamenei berhak mengintervensi semua urusan negara, terlebih soal politik luar negeri dan program nuklir, seperti dilansir Detik.com.
Sementara Presiden merupakan pejabat terpilih dengan posisi tertinggi kedua setelah Pemimpin Tertinggi. Raisi dan presiden Iran sebelumnya bertanggung jawab atas jalannya pemerintahan sehari-hari, seperti mengatur kebijakan dalam dan luar negeri.
(Baca juga: Era Presiden Raisi, Pengangguran Iran Capai Rekor Terendah)