Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga perdagangan besar (IHPB) umum Indonesia berada di level 113,88 pada Desember 2022.
Indeks harga grosir tersebut naik 0,76% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom), serta meningkat 5,78% dibanding posisi Desember 2021 (year-on-year/yoy).
Kenaikan IHPB sepanjang 2022 paling banyak ditopang oleh sektor industri dengan andil tahunan mencapai 5,07%. Sektor pertanian hanya memiliki andil 0,62% dan sektor pertambangan-penggalian 0,09%.
Meski kontribusinya kecil, sektor pertambangan dan penggalian naik 10,9% (yoy), lebih tinggi dibanding sektor industri yang kenaikannya 6,28% (yoy), ataupun sektor pertanian yang tumbuh 3,37% (yoy).
Berikut rincian kelompok komoditas dengan andil kenaikan IHPB terbesar pada 2022:
- Bensin: 0,35%
- Solar: 0,32%
- Rokok Kretek dengan Filter: 0,23%
- Beras: 0,22%
- Tepung Terigu: 0,18%
- Semen: 0,16%
- Telur Ayam Ras: 0,11%
- Pupuk NPK: 0,08%
- Kacang Kedelai: 0,08%
- Kelapa Sawit: 0,05%
Kemudian ini kelompok bahan bangunan/konstruksi dengan andil kenaikan IHPB terbesar pada 2022:
- Solar: 1,83%
- Semen: 1,16%
- Aspal: 1,03%
- Pasir: 0,92%
- Batu Fondasi Bangunan: 0,62%
- Batu Split: 0,27%
- Cat dan Sejenisnya: 0,17%
- Kayu Balok: 0,15%
- Minyak Pelumas: 0,13%
- Pipa PVC: 0,11%
(Baca: Indeks Harga Perdagangan Besar Turun 0,12% pada Agustus 2022)