Lonjakan inflasi yang sangat tinggi atau hiperinflasi menghantui sejumlah negara di dunia. Bahkan, ada beberapa negara yang mencatatkan inflasi hingga di atas 100% sampai 200% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Keadaan ini disebabkan sejumlah faktor, mulai dari perang Rusia-Ukraina, melonjaknya harga komoditas, hingga krisis ekonomi di sejumlah negara.
Menurut laporan Trading Economics, Zimbabwe tercatat sebagai negara dengan inflasi tertinggi di dunia. Pada September 2022, tingkat inflasi negara di wilayah Afrika itu mencapai 280% secara yoy, sedikit menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 285% secara yoy.
Zimbabwe bahkan pernah mencatatkan inflasi sebesar 837,5% secara yoy pada Juli 2020 alias tertinggi selama 10 tahun terakhir.
Berikutnya, ada pula Lebanon yang memiliki tingkat inflasi sebesar 162% secara yoy per Agustus 2022. Diikuti oleh Suriah, Sudan, dan Venezuela dengan tingkat inflasi masing-masing 139% yoy, 125% yoy, dan 114% yoy.
Ada pula Turki yang juga masuk ke dalam daftar negara dengan tingkat inflasi tertinggi dunia. Negeri Ottoman mencatatkan tingkat inflasi hingga 83,45% secara yoy pada September 2022.
Angka tersebut bahkan merupakan tingkat tertinggi sejak Juli 1998 dikarenakan mata uang lira melemah dan Bank Sentral Turki (TCMB) mengambil langkah pemangkasan suku bunga.
Berikut daftar negara dengan inflasi tertinggi berdasarkan data terbaru dari Trading Economics, dikutip Jumat, (14/10).
- Zimbabwe – 280% (yoy)
- Lebanon – 162% (yoy)
- Suriah – 139% (yoy)
- Sudan – 125% (yoy)
- Venezuela – 114% (yoy)
- Turki – 83,45% (yoy)
- Argentina – 78,5% (yoy)
- Sri Lanka -69,8% (yoy)
- Iran – 52,2% (yoy)
- Suriname – 39,1% (yoy)
(Baca: Inflasi Indonesia Masih Tergolong Rendah di G20 per September 2022)