Tekanan dari naiknya harga komoditas energi, pangan, serta jasa membuat inflasi Amerika Serikat (AS) capai level tertingginya dalam 4 dekade terakhir.
Biro Statistik Tenagakerja Amerika Serikat (Bureau Labor Statistics/BLS) melaporkan pada Februari 2022 terjadi inflasi sebesar 0,8% dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month to month/m-to-m). Jika dibandingkan dengan Februari 2021, inflasi bulan lalu mencapai 7,9% (Year on year/YoY).
(Baca: Harga Minyak Dunia Naik ke US$ 131,28 per Barel (Rabu, 9 Maret 2022))
Harga-harga komoditas energi global yang bergerak naik yang terdampak oleh serangan Rusia ke Ukraina membuat inflasi energi AS pada Februari 2022 mencapai 3,5% (m-to-m) atau sebesar 25,6% (YoY).
Rinciannya, inflasi komoditas energi pada bulan lalu melonjak sebesar 6,7% (m-to-m) atau 37,9% (YoY). Secara lebih rinci, inflasi gasoline (bahan bakar bensin) untuk semua tipe mengalami inflasi 6,6% (m-to-m) atau 38% (YoY). Begitu pula fuel oil (bahan bakar diesel) mengalami inflasi 7,7% (m-to-m) atau 43,6% (YoY).
(Baca: Ini Data Inflasi AS yang Jadi Alasan The Fed Naikkan Suku Bunga)
Sementara, inflasi jasa energi mengalami deflasi 0,4% (m-to-m), namun jika dibandingkan dengan Februari tahun lalu, jasa energi mengalami inflasi sebesar 12,3% (YoY). Detilnya, listrik mengalami deflasi 1,1% (m-to-m) tapi mengalami inflasi 9% (YoY). Jasa gas pipa terjadi inflasi 1,5% (m-to-m) atau 23,8% (YoY).
Demikian pula laju inflasi makanan pada bulan lalu sebesar 1% (m-to-m) atau 7,9% (YoY). Dengan rincian, inflasi makanan rumah sebesar 1,4% (m-to-m) atau 8,6% (YoY), dan inflasi makanan luar rumah 0,4% (M-to-M) atau 6,8% (YoY).