Menurut data European Commission, volume emisi gas rumah kaca global pada 2022 mencapai 51.968 juta ton karbon dioksida ekuivalen (Mt CO2eq).
Angka itu meningkat 0,78% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year), sekaligus menjadi rekor tertinggi baru.
Emisi gas rumah kaca global yang dicatat European Commission adalah gabungan dari emisi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), dan gas berfluorinasi (F gases).
Adapun datanya hanya mencakup emisi dari sektor pembangkit listrik, transportasi, pembakaran energi untuk industri, pertanian, eksploitasi bahan bakar fosil (pertambangan, produksi, dan pengolahan), proses industri (seperti proses produksi semen, pengolahan logam, produk kimia, dll), pembakaran energi untuk bangunan non-industri, dan sektor limbah.
Sedangkan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau land use, land-use change, and forestry (LULUCF) belum termasuk.
Jika dilihat dari sumbernya, emisi gas rumah kaca global sepanjang 2022 paling banyak berasal dari sektor pembangkit listrik.
Berikut rincian volume emisi gas rumah kaca global pada 2022 berdasarkan sektor, diurutkan dari penyumbang emisi terbesar:
- Pembangkit listrik: 14.837 Mt CO2eq (menyumbang 28,6% terhadap total emisi gas rumah kaca global)
- Transportasi: 8.081 Mt CO2eq (15,6%)
- Pertanian: 6.463 Mt CO2eq (12,4%)
- Pembakaran energi untuk industri: 6.268 Mt CO2eq (12,1%)
- Eksploitasi bahan bakar fosil: 5.738 Mt CO2eq (11%)
- Proses industri: 4.902 Mt CO2eq (9,4%)
- Pembakaran energi untuk bangunan non-industri: 3.731 Mt CO2eq (7,2%)
- Limbah: 1.944 Mt CO2eq (3,7%)
Catatan: Data dalam artikel ini telah diperbarui pada 17 Desember 2024, disesuaikan dengan pembaruan data dari European Commission.
(Baca: Indonesia Masuk Daftar Negara Penghasil Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar Dunia 2022)