Kemampuan membaca dan menulis merupakan salah satu kemampuan keaksaraan dasar yang perlu dikuasai oleh setiap individu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Angka melek huruf (AMH) penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak lima tahun terakhir.
AMH penduduk lansia di Indonesia tercatat sebesar 78,19% pada 2017. Angkanya terus meningkat menjadi 81,72% pada 2021 dengan rata-rata kenaikan sebesar 1,1% tiap tahunnya.
Berdasarkan jenis kelamin, angka melek huruf pada lansia laki-laki sebesar 88,49% pada 2021. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan AMH pada lansia perempuan yang sebesar 75,55%. Salah satu faktor yang menjadi penyebab AMH lansia perempuan lebih rendah dari laki-laki adalah budaya dan keterbatasan perempuan dalam mengenyam pendidikan di masa lalu sehingga berdampak pada lansia di masa sekarang.
Jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, AMH lansia di perkotaan sebesar 87,85 pada 2021, lebih tinggi dari AMH lansia di perdesaan yang sebesar 74,67%. Keterbatasan berbagai fasilitas pendidikan di perdesaan pada masa lalu menjadi salah satu faktor penyebab AMH lansia di perdesaan lebih rendah.
Provinsi dengan AMH lansia tertinggi adalah Sulawesi Utara sebesar 99,52%, sementara yang terendah adalah Nusa Tenggara Barat 53,13%. Dari 34 provinsi di Indonesia, sebanyak 23 provinsi memiliki nilai AMH lansia di atas rata-rata nasional, sisanya 12 provinsi memiliki nilai AMH lansia dibawah rata-rata nasional.
Angka Melek Huruf lansia merupakan proporsi penduduk lansia yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. AMH lansia menggambarkan seberapa besar persentase lansia yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.
(Baca: Angka Melek Huruf Perempuan di Papua Terendah pada 2019)