Mayoritas Rumah Tangga Miskin Indonesia Hidup dari Sektor Pertanian

Demografi

Lite

Cindy Mutia Annur 04/02/2022 14:30 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Persentase Rumah Tangga Miskin Berdasarkan Sumber Penghasilan Utama (Maret 2021)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Mayoritas Rumah Tangga Miskin Indonesia Hidup dari Sektor Pertanian

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Persentase Rumah Tangga Miskin Berdasarkan Sumber Penghasilan Utama (Maret 2021)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Mayoritas rumah tangga miskin di Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Hal ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan, 51,33% rumah tangga miskin di Tanah Air memiliki sumber penghasilan utama di sektor pertanian pada Maret 2021.

Rumah tangga miskin berikutnya mendapatkan sumber penghasilan utama dari sektor lainnya sebesar 29,69%. Kemudian, sebanyak 12,90% rumah tangga miskin tidak bekerja.

Ada pula rumah tangga miskin yang memiliki sumber penghasilan utama dari sektor industri. Persentasenya sebesar 6,08%.

Sementara itu, rumah tangga tidak miskin paling banyak memilki sumber penghasilan utama dari sektor lainnya. Persentasenya sebanyak 47,05%.

Lalu, rumah tangga tidak miskin berikutnya memiliki sumber penghasilan dari sektor pertanian sebesar 31,60%. Diikuti oleh rumah tangga tidak bekerja sebesar 12,22% dan rumah tangga dari sektor industri sebesar 9,13%.

(Baca: BPS: Pengeluaran Orang Kaya Lebih Banyak untuk Kebutuhan Bukan Makanan)

Editor : Annissa Mutia