Perkembangan Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Tersertifikasi (RSPO)

1
Tim Publikasi 20/11/2019 12:04 WIB
Image Loader
Memuat...
Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat/CSPO (2008-Sep 2019)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Industri sawit yang inklusif dan memiliki prospek besar terhadap perekonomian masuk ke dalam strategi pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) pada 2030 mendatang. Suatu lembaga yang disebut RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), mengambil kebijakan yang berpedoman pada 3P – People, Planet, and Profit dalam pembudidayaan minyak sawit berkelanjutan bersertifikat untuk menekan jumlah tutupan hutan.

Perkembangan produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikat yaitu CSPO (Certified Sustainable Palm Oil) secara historis meningkat sejak 2008. Namun, sempat terjadi penurunan produksi pada 2016 sebesar 5,7% dan pada 2017 sebesar 4,4%. Produksi minyak sawit berkelanjutan yang disertifikasi oleh RSPO paling tinggi per September 2019, ada sebanyak 14,6 juta ton atau 19% dari total minyak sawit global, di mana luas lahan bersertifikat yaitu 2,9 juta ha.

Data terbaru menunjukkan bahwa Indonesia menyumbang produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikat sebanyak 56% yakni 8,2 juta ton dari total CSPO global, dengan lahan yang telah disertifikasi seluas 2.907.966 ha. Disamping itu, ada Malaysia dan Thailand yang juga diklaim sebagai penguasa produksi sawit menurut skema RSPO. Hal ini ditinjau dari bagaimana memaksimalkan produksi sawit sekaligus menjaga dan melindungi lingkungannya.

(Baca Databoks: Ke Mana Minyak Kelapa Sawit Indonesia Diekspor?)

Data Populer

Lihat Semua