Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat kesejahteraan petani di Indonesia pada Juni 2022 secara umum mengalami peningkatan. Kenaikan ini terjadi setelah dua bulan sebelumnya mengalami penurunan.
Hal ini tergambar dari nilai tukar petani (NTP) gabungan pada Juni 2022 sebesar 105,96. Angka ini naik 0,52% dari bulan sebelumnya yang sebesar 105,41 (month-to-month/m-to-m).
Menurut BPS, kenaikan NTP pada Juni 2022 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.
Selain itu, kenaikan NTP Juni 2022 dipengaruhi oleh naiknya NTP di dua subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman hortikultura sebesar 13,44% (m-to-m) dan subsektor peternakan sebesar 0,55% (m-to-m).
Sementara itu, tiga subsektor lainnya mengalami penurunan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 1,20% (m-to-m), subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,16% (m-to-m), dan subsektor perikanan sebesar 0,39% (m-to-m).
Adapun dari 34 provinsi di Indonesia, sebanyak 18 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 16 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP.
Kenaikan NTP tertinggi pada Juni 2022 terjadi di Kalimantan Timur, yaitu sebesar 2,26% (m-to-m). Sementara itu, penurunan NTP terbesar terjadi di Bengkulu yaitu sebesar 5,01% (m-to-m).
(Baca Juga: Nilai Tukar Petani Perkebunan Turun Tajam di Tengah Larangan Ekspor CPO)