Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga acuan nikel Indonesia sebesar US$15.660 per dry metric tonne (dmt) pada Januari 2025.
Acuan itu diturunkan 1,02% dari Desember 2024 yang sebesar US$15.822,95 per dmt.
Penurunan juga terjadi bila dibandingkan dengan acuan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) sebesar 4,32% dari Januari 2024 yang sebesar US$16.368 per dmt.
Harga acuan ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (Kepmen ESDM) Nomor 21.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan untuk Bulan Januari tahun 2025, pada 22 Januari 2025.
Harga nikel berpotensi terjun bebas
Katadata mewartakan, Kebijakan Donald Trump mencabut mandat kendaraan listrik Amerika Serikat akan berdampak pada bahan baku kendaraan listrik. Salah satunya harga nikel yang berpotensi turun.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan kebijakan trump mencabut mandat kendaraan listrik setidaknya memberikan sejumlah dampak ke Indonesia. Kebijakan tersebut akan menyebabkan permintaan mineral kritis untuk bahan baku kendaraan listrik akan turun.
"Bukan hanya nikel yang harga nya akan jatuh tapi juga tembaga, timah dan bauksit," ujarnya kepada Katadata saat dihubungi Minggu (26/1/2025).
Bhima mengatakan, perubahan harga komoditas tersebut memang masih belum tercermin di pasar karena kontrak pembelian masih berjalan. Namun dalam dua bulan kedepan, perubahan rencana bisnis perusahaan kendaraan listrik di AS berisiko ke perubahan kontrak pasokan bahan baku.
(Baca Katadata: Harga Nikel Berpotensi Terjun Bebas Setelah Trump Cabut Mandat Kendaraan Listrik)