Pemerintah Indonesia tengah mendorong transisi energi di sektor transportasi, dari yang berbasis bahan bakar minyak (BBM) menjadi berbasis listrik.
Namun, sampai 2023 konsumsi energi listrik di sektor transportasi masih sangat minim.
(Baca: Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Turun 14% pada April 2024)
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sepanjang 2023 sektor transportasi Indonesia mengonsumsi energi 448,5 juta barel minyak ekuivalen (barrel of oil equivalent/BOE).
Dari jumlah tersebut, mayoritas atau 99,86% berasal dari konsumsi BBM, kemudian 0,09% dari bahan bakar gas, sedangkan dari energi listrik hanya 0,05%.
Jika ditelisik lagi, jenis BBM yang paling banyak dikonsumsi sektor transportasi Indonesia pada 2023 adalah biogasoil (campuran biodiesel dan BBM solar) dengan kontribusi 45,10%, serta BBM RON 90 (Pertalite dan merek sekelasnya) dengan kontribusi 39,27%.
Data ini menunjukkan bagaimana BBM masih menjadi energi penggerak utama sektor transportasi nasional, sementara peran energi listrik sangat kecil.
(Baca: Konsumsi BBM Kelas Pertalite Meningkat, Capai Rekor pada 2023)