Institute for Essential Services Reform (IESR) mencatat tren konsumsi bahan bakar kendaraan Indonesia sepanjang 2015-2020. Data yang dielaborasikan dari Badan Pusat Statistik (BPS) itu menunjukkan, tren selalu menunjukkan peningkatan, meski jatuh pada 2020 karena pembatasan aktivitas guna menanggulangi penyebaran Covid-19.
Dari dua jenis kendaraan yang dilampirkan, konsumsi bahan bakar paling banyak oleh sepeda motor. Jumlahnya mencapai 22,5 juta kiloliter (kl) pada 2015, menjadi 25,9 juta kl pada 2019.
Pada 2020, konsumsi bahan bakar untuk motor turun signifikan menjadi 22,62 juta kl.
Sementara konsumsi mobil berpenumpang, sebesar 7,91 juta kl pada 2015, menjadi 9,1 juta kl pada 2019.
Seperti sepeda motor, konsumsi bahan bakar mobil pun mengalami penurunan pada 2020, menjadi 7,95 juta kl.
"Konsumsi bahan bakar meningkat 1,2 juta kl per tahun antara 2015-2020, kecuali pada 2020 saat pandemi melanda sehingga menekan konsumsi bahan bakar fosil," tulis IESR dalam laporannya yang bertajuk Indonesia Electric Vehicle Outlook (IEVO) 2023.
Tim riset menyebut, peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) salah satunya disumbang dari sektor transportasi. Penyebabnya adalah peningkatan konsumsi bahan bakar fosil.
Tim berkeyakinan, transisi energi di sektor transportasi akan meningkatkan ketahanan energi, utamanya dengan mengurangi impor BBM.
(Baca juga: Berapa Konsumsi Bensin Jenis Premium Sektor Transportasi?)