PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih konsolidasi (audited) senilai US$ 1,1 miliar atau setara Rp 15,6 triliun (kurs Rp 14.200/US$) pada 2020. Nominal tersebut anjlok 58,4% dibandingkan pada 2019 yang sebesar US$ 2,53 miliar.
Penurunan laba bersih Pertamina pada tahun lalu menjadi yang terbesar sejak 2016. Sebelumnya, perusahaan pelat merah itu juga mengalami penurunan laba bersih secara signifikan hingga 19,3% pada 2017, sehingga hanya mengantongi US$ 2,54 miliar.
Anjloknya laba bersih Pertamina pada 2020 seiring dengan terpukulnya seluruh sektor ekonomi global dan industri minyak dunia akibat pandemi virus corona Covid-19. Hal itu pun menurunkan kebutuhan energi dan harga minyak dunia.
(Baca: Merugi, Laba Pertamina Anjlok 58% di 2020)
Berdasarkan laporan keuangan Pertamina pada 2020, total penjualan dan pendapatan perseroan sebesar US$ 41,46 miliar. Nilainya turun 24,32% dibandingkan pada 2019 yang sebesar US$ 54,79 miliar.
Pendapatan itu disokong dari penjualan minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi, dan produk minyak di dalam negeri yang senilai US$ 33,03 miliar pada 2020. Sementara, pendapatan dari penjualan ekspor tercatat sebesar US$ 3,83 miliar pada tahun lalu.