15% Konsumsi BBM Non-Subsidi di Indonesia 2025 Bersumber dari luar Pertamina

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi di Indonesia mencapai 4,75 juta kiloliter (KL) pada Januari-Juli 2025.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,03 juta KL atau sekitar 85% merupakan konsumsi BBM non-subsidi dari Pertamina. Sementara 715.827 KL atau 15% sisanya berasal dari BBM non-subsidi yang dijual melalui SPBU selain Pertamina.

Jika dibandingkan dengan pangsa pasar pada 2024, konsumsi bensin non-subsidi dari non-Pertamina ini mengalami kenaikan. Tahun lalu, pangsanya hanya 11% atau setara 725.536 KL.

"Artinya, market share dari bensin non-subsidi ini meningkat," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, Rabu (1/10/2025).

Kondisi ini terjadi di tengah penurunan konsumsi BBM bersubsidi yang diperkirakan turun sebesar 1,4 juta KL pada 2025. Pemerintah menilai, pergeseran ini membantu mengurangi beban kompensasi energi. 

Pada 2024, kompensasi Pertalite mencapai Rp48,9 triliun. Namun dengan penurunan konsumsi pada tahun ini, kompensasinya diproyeksikan hanya Rp36,4 triliun. "Artinya ada efisiensi sebesar Rp12,6 triliun dengan adanya shifting ini," kata Laode. 

(Baca: Tren Impor BBM RON 88+90 di Indonesia pada 2014-2024)