Dalam laporan Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengoleksi data impor bahan bakar minyak (BBM) olahan dengan oktan (research octane number/RON) 88 dan 90 pada 2014-2024.
Jenis ini—yang dikenal dengan merek dagang Pertalite di Pertamina—paling banyak diimpor bila dibandingkan dengan RON 92 dan 92.
Pada 2014, volume impornya sebesar 18,82 juta kiloliter (kl). Volume ini hanya menghitung jenis RON 88. Impor pada 2014 juga menjadi yang tertinggi selama sedekade terakhir.
Setelahnya, volume impor terpantau konsisten menurun hingga 2018. Kementerian ESDM memberi catatan, pada tahun ini, impor sudah termasuk RON 90.
Meski sempat mengalami peningkatan pada 2019, bobot impor turun lagi pada 2021 menjadi 8,14 juta kl. Pengiriman pada 2021 menjadi yang terendah selama 10 tahun belakangan.
Adapun data terakhir pada 2024, volume impornya menyentuh 16,44 juta kl.
(Baca: Konsumsi Meningkat, Impor BBM RON 92 RI Ikut Terkerek pada 2024)
Impor BBM satu pintu
Melansir Katadata, pemerintah mulai membahas kebijakan impor BBM satu pintu melalui Pertamina. Hal ini untuk mengatasi kelangkaan stok BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum alias SPBU swasta.
Menteri Perdagangan Budi Santoso memperkirakan, perubahan skema impor BBM itu, akan mengacu pada kebijakan larangan terbatas yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021. Dengan demikian, keputusan implementasi impor BBM satu pintu harus berasal rekomendasi Kementerian ESDM atau Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Pengenaan larangan terbatas BBM harus dirapatkan atau melalui proses kurasi oleh kementerian teknis. Kami sudah berkomunikasi dan mengirimkan surat ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terkait kebijakan impor BBM satu pintu," kata Budi di Gedung DPR, Senin (15/9/2025).
Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mendorong agar badan usaha swasta pemilik SPBU dapat melakukan kerja sama dengan Pertamina. Jika badan usaha swasta meminta tambahan stok, bisa berkolaborasi dengan Pertamina.
(Baca Katadata: Wacana Impor BBM Satu Pintu: Kontrol Negara Naik, Swasta Bisa Terjepit)