Jumlah Sumur Pengembangan Migas Indonesia 2020-2025

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mengebor 337 sumur pengembangan hingga Mei 2025.

Merujuk pemberitaan Katadata, jumlah tersebut meningkat 20% dibandingkan periode yang sama pada 2024 (year-on-year/yoy), sebanyak 281 pengeboran sumur pengembangan.

“Keberhasilan kegiatan pengeboran sumur pengembangan menjadi salah satu kontributor pada naiknya produksi dan lifting minyak dan gas pada bulan Juni 2025. Tercatat pada Juni 2025 lifting minyak sudah berada di atas target APBN,” tulis SKK Migas dalam siaran pers, dikutip Katadata pada Senin (14/7/2025).

Kegiatan pengeboran sumur pengembangan sempat melesu pada 2014-hingga 2017. Kondisinya mulai membaik sejak 2018. Saat pandemi Covid-19 atau pada 2020 hingga 2022, kegiatan pengeboran sumur pengembangan justru menggeliat.

SKK Migas melaporkan, pada 2020 terbangun sebanyak 395 sumur, lalu naik menjadi 616 sumur pada 2021 dan 780 sumur pada 2022.

Jumlahnya juga meningkat pada 2023, menjadi 799 sumur dan pada 2024 mencapai 899 sumur.

Sementara, minyak terangkut (lifting) nasional per 29 Juni 2025 sudah mencapai 602 ribu barel per hari (bph). Volume tersebut hampir mencapai angka target minyak terangkut atau lifting yang dipatok 605 ribu bph dalam APBN 2025.

“Hingga 29 Juni 2025, produksinya mencapai 602 ribu barel, jadi kami baru resmikan proyek yang menambah produksi 30 ribu bph,” kata Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (2/7/2025).

Proyek yang dimaksud Bahlil adalah Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) di Lapangan Banyu Urip yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Bojonegoro, Jawa Timur yang diresmikan pada Kamis (26/6/2025).

(Baca Katadata: Lifting Migas Juni 2025 Tembus Target APBN Imbas Pengeboran Sumur Naik 20%)