Pertumbuhan Kapasitas PLTU Batu Bara di Indonesia sampai 2024

Energi

Premium

Adi Ahdiat 16/05/2025 12:20 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut data Global Energy Monitor, kapasitas PLTU batu bara yang beroperasi di Indonesia sudah meningkat 6,5 kali lipat selama periode 2000-2024.

Kapasitas Total PLTU Batu Bara yang Beroperasi di Indonesia (2000-2024)*

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Pertumbuhan Kapasitas PLTU Batu Bara di Indonesia sampai 2024”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Kapasitas Total PLTU Batu Bara yang Beroperasi di Indonesia (2000-2024)*

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara di Indonesia tumbuh signifikan dalam dua dekade terakhir.

Menurut data Global Energy Monitor (GEM), pada tahun 2000 gabungan kapasitas PLTU batu bara milik PLN dan swasta yang beroperasi secara nasional hanya sekitar 8,41 gigawatt (GW).

Kemudian kapasitasnya terus membesar hingga mencapai 54,68 GW pada 2024 seperti terlihat pada grafik.

Secara kumulatif, selama periode 2000-2024 kapasitas total PLTU batu bara di dalam negeri sudah naik sekitar 6,5 kali lipat.

(Baca: Kapasitas Pembangkit Listrik PLN 2024, Hampir Separuhnya dari PLTU)

"Indonesia mengoperasikan armada pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar kelima di dunia," kata GEM dalam laporan Boom and Bust Coal 2025.

"Meskipun penyerapan listrik dalam jaringan publik (on-grid) stagnan, jumlah PLTU yang beroperasi di Indonesia terus bertambah, mayoritas berasal dari pembangkit listrik captive untuk melayani industri," lanjutnya.

Menurut GEM, selama periode 2019-2024 kapasitas pembangkit listrik batu bara khusus industri atau PLTU captive di Indonesia sudah naik tiga kali lipat, yakni dari 5,5 GW menjadi 16,6 GW.

Sebagian besarnya digunakan untuk pengembangan kawasan industri serta fasilitas pengolahan atau smelter logam.

"Industri pengolahan nikel kini mendominasi armada pembangkit listrik batu bara captive di Indonesia," kata GEM.

(Baca: Porsi Energi Surya Tak Sampai 1% dari Total Pembangkit PLN)

Editor : Adi Ahdiat