Banyak Warga Tetap Beli BBM Pertamax di Tengah Isu Korupsi Pertamina

Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak yang melibatkan anak usaha PT Pertamina mempengaruhi kepercayaan publik terhadap bahan bakar minyak (BBM) yang dijual perusahaan ini.

Kendati demikian, survei Litbang Kompas menunjukkan 51% responden masih tetap akan membeli Pertamax atau jenis BBM yang lebih tinggi di Pertamina.

Sedangkan 33,8% tidak akan membeli Pertamax karena ada isu kualitas BBM yang dijual lebih rendah dari seharusnya. Lalu 9% tidak akan beli sampai ada jaminan kualitas dari pemerintah.

(Baca: Pendapatan Pertamina dari Pertalite dan Pertamax Naik sampai 2023)

"Kesangsian publik terhadap produk RON 92 harus segera dipulihkan. Pasalnya, produk RON 92 ini juga dijual di sejumlah perusahaan kompetitor milik swasta ataupun perusahaan minyak asing yang beroperasi di Indonesia," kata tim Litbang Kompas dalam laporannya, Kamis (13/3/2025).

Survei ini juga menemukan, mayoritas atau 71,3% responden selalu beli BBM di SPBU Pertamina. Sedangkan hanya 10,2% yang kadang-kadang membeli BBM di luar SPBU Pertamina.

"Dengan adanya kasus ini, bukan mustahil untuk sementara waktu para responden tersebut akan membandingkan dan lebih memilih produk dari kompetitor," kata tim Litbang Kompas.

Survei ini melibatkan 532 responden dari 38 provinsi yang dipilih secara acak, sesuai proporsi penduduk di setiap provinsi.

Pengambilan data dilakukan pada 4-7 Maret 2025 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 4,25% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

(Baca: Pergerakan Impor BBM RON 92 Indonesia sejak 2013)