Laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap, potensi energi baru dan terbarukan (EBT) Indonesia mencapai 3.687 gigawatt (GW) pada capaian per Juni 2024.
Berdasarkan jenis, energi surya memiliki potensi paling besar, yakni 3.294 GW. Namun, pemanfaatannya baru 675,1 megawatt (MW) pada periode yang sama.
Pemerintah menyebut, tenaga matahari paling mudah ditemui di seluruh wilayah Indonesia, terutama Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Riau, yang memiliki radiasi lebih tinggi.
Angin, dengan jarak yang cukup jauh di posisi kedua, memiliki potensi sebesar 155 GW. Adapun pemanfaatannya sebesar 152,3 MW.
Angin dengan kecepatan di atas 6 meter per detik (m/s) bisa menjadi sumber energi. Ini banyak ditemukan di NTT Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, DI Aceh, dan Papua.
Ketiga adalah hidro atau air, sebesar 95 GW. Pemanfaatannya sebanyak 6.697,2 MW, menjadi yang tertinggi di antara energi lain. Energi ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Kalimantan Utara (Kaltara), Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Papua.
Keempat ada laut sebesar 63 GW yang tersebar di seluruh Tanah Air, terutama di NTT, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali. Belum ada angka pemanfaatan dari energi ini.
Kelima, bioenergi sebesar 57 GW. Pemanfaatannya cukup besar, yakni 3.408,4 MW. Ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik berupa produk utama, limbah lahan perhutanan/perkebunan, limbah industri.
"Jenis potensinya meliputi bioduel, biomassa, dan gas," tulis Kementerian ESDM dalam laporan untuk acara Katadata Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2024, Rabu (7/8/2024).
Terakhir, panas bumi, yang memiliki potensi sebesar 23 GW. Pemanfaatannya sudah mencapai 2.597,5 MW. Potensi energi ini tersebar pada kawasan ring of fire, meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi.
(Baca juga: Investasi Energi Bersih Global Melampaui Energi Fosil)