Butuh Bantuan G20, Ini Kondisi Ekonomi Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh

Ekonomi & Makro

Lite

Viva Budy Kusnandar 20/10/2022 15:00 WIB

URL telah disalin

Kondisi Ekonomi Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh (September 2022)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Butuh Bantuan G20, Ini Kondisi Ekonomi Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Corporate

~~Rp100.000~~

Rp3.000.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Kondisi Ekonomi Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh (September 2022)

Nama Data	rasio utang terhadap pdb*	inflasi (yoy)
Sri Lanka	105	69,8
Bangladesh	33,9	9,1
Pakistan	84	23,2

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta India menggerakkan anggota G20 untuk membantu negara-negara yang kini tengah terbebani utang, di antaranya Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh.

Permintaan ini diutarakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pidatonya, saat membahas presidensi G20 yang akan dipegang India pada tahun depan.

"Saya mengandalkan dukungan India dalam memobilisasi negara-negara G20 terkait penghapusan utang. Banyak negara berkembang sudah mengalami atau terancam tekanan utang sehingga memerlukan tindakan multilateral, termasuk perluasan dan perpanjangan inisiatif penangguhan layanan utang G20," kata Guterres, dilansir situs resmi PBB, Rabu (19/10/2022).

Saat ini tiga negara tetangga India, yakni Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh, memang sedang mengalami krisis ekonomi akibat naiknya harga komoditas energi dan pangan dunia.

Berdasarkan data Trading Economics, per September 2022 inflasi di Sri Lanka telah mencapai 69,8% (year-on-year/yoy), di Pakistan 23,2% (yoy), dan di Bangladesh 9,1% (yoy).

Selain terpukul kenaikan harga, tiga negara tersebut juga mengalami kesulitan ekonomi akibat tingginya utang untuk membiayai penanganan pandemi Covid-19.

Per Desember 2021 rasio utang terhadap PDB Sri Lanka sudah mencapai 105%, sedangkan Bangladesh 33,9%, dan Pakistan 84%.

Pada Agustus 2022 Pakistan bahkan menambah utang ke IMF untuk penanganan bencana banjir sebesar US$1,17 miliar, sedangkan Sri Lanka menambah utang US$2,9 miliar.

(Baca: Daftar Negara di Asia Selatan dengan Laju Inflasi Tertinggi di Juni 2022)

Editor : Adi Ahdiat

Data Terkait

Angka Pernikahan Turun pada 2023, Rekor Terendah Sedekade Terakhir

IHSG Ditutup Melemah, Sektor Teknologi Terpuruk (Jumat, 14 Maret 2025)

Harga Daging Sapi Kualitas 1 Harian di Pasar Modern Provinsi DKI Jakarta Sebulan Terakhir Turun 14,88%

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi Sore Ini (Jumat, 14 Maret 2025)

Nilai Ekspor Tembakau dan Olahan Tembakau Provinsi Sumatera Utara Desember 2024

Data BPS 2024, 29,4% Penduduk Kabupaten Keerom Masih Anak-Anak

Data Stories Terkini

Prakiraan Cuaca di Jayawijaya 11-23 Mar/25 Demografi 14/03/2025, 18:37 WIB

Tenaga Listrik yang Dibangkitkan Periode 2013-2023 Utilitas 14/03/2025, 18:27 WIB

Harga Bawang Merah Harian di Pasar Modern Periode Maret 2024-2025 Ekonomi & Makro 14/03/2025, 17:57 WIB

IHSG Ditutup Melemah, Sektor Teknologi Terpuruk (Jumat, 14 Maret 2025) Pasar 14/03/2025, 17:53 WIB

PDRB ADHB di Kabupaten Nias Selatan Menurut Sektor pada 2023 Ekonomi & Makro 14/03/2025, 17:39 WIB

Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp. 16.144,6 per Dolar AS (Selasa, 07 Januari 2025) Pasar 14/03/2025, 17:35 WIB

Data Populer

Lihat Semua

Butuh Bantuan G20, Ini Kondisi Ekonomi Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh

Butuh Bantuan G20, Ini Kondisi Ekonomi Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh

Tags

Data Terkait

Angka Pernikahan Turun pada 2023, Rekor Terendah Sedekade Terakhir

IHSG Ditutup Melemah, Sektor Teknologi Terpuruk (Jumat, 14 Maret 2025)

Harga Daging Sapi Kualitas 1 Harian di Pasar Modern Provinsi DKI Jakarta Sebulan Terakhir Turun 14,88%

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi Sore Ini (Jumat, 14 Maret 2025)

Nilai Ekspor Tembakau dan Olahan Tembakau Provinsi Sumatera Utara Desember 2024

Data BPS 2024, 29,4% Penduduk Kabupaten Keerom Masih Anak-Anak

Data Stories Terkini

Data Populer

Harga Tembaga Pagi Hari Diperdagangkan US$4,93 /Pon (Jumat, 14 Maret 2025)

Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp. 16.144,6 per Dolar AS (Selasa, 07 Januari 2025)

Harga Timah Naik Menjadi US$33.500 per Ton per Kamis, 13 Maret 2025

Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Turun Menuju Level US$16.455 /Ton (Kamis, 13 Maret 2025)

Harga Gas Alam Dunia Turun Menuju Level US$4,05 /Mmbtu (Jumat, 14 Maret 2025)

Butuh Bantuan G20, Ini Kondisi Ekonomi Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh

Butuh Bantuan G20, Ini Kondisi Ekonomi Sri Lanka, Pakistan, dan Bangladesh

Tags

Data Terkait

Angka Pernikahan Turun pada 2023, Rekor Terendah Sedekade Terakhir

IHSG Ditutup Melemah, Sektor Teknologi Terpuruk (Jumat, 14 Maret 2025)

Harga Daging Sapi Kualitas 1 Harian di Pasar Modern Provinsi DKI Jakarta Sebulan Terakhir Turun 14,88%

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi Sore Ini (Jumat, 14 Maret 2025)

Nilai Ekspor Tembakau dan Olahan Tembakau Provinsi Sumatera Utara Desember 2024

Data BPS 2024, 29,4% Penduduk Kabupaten Keerom Masih Anak-Anak

Data Stories Terkini

Topik Trending

Data Populer