Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company bertajuk e-Conomy SEA 2023, nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) ekonomi digital di Asia Tenggara mencapai US$218 miliar pada 2023.
Jumlah tersebut naik 11% dibandingkan pada tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar US$195 miliar.
Berdasarkan asal negaranya, Indonesia masih merajai GMV ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2023. Tercatat, GMV ekonomi digital Indonesia mencapai US$82 miliar pada tahun ini, alias terbesar di antara negara lainnya di kawasan ini.
Selanjutnya, Thailand berada di posisi kedua dengan GMV ekonomi digital sebesar US$36 miliar. Kemudian, ada Vietnam dan Filipina dengan GMV ekonomi digital mencapai US$30 miliar dan US$24 miliar.
Lalu, GMV ekonomi digital Malaysia diproyeksikan sebesar US$23 miliar. Sementara, Singapura berada di posisi terbawah di kawasan ini dengan GMV ekonomi digital sebesar US$22 miliar.
Meski nilai ekonomi digital Indonesia merupakan yang tertinggi, namun pertumbuhannya terendah kedua setelah Malaysia.
Berikut pertumbuhan GMV ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2023:
- Vietnam 19% menjadi US$30 miliar
- Thailand 16% menjadi US$36 miliar
- Filipina 13% menjadi US$24 miliar
- Singapura 12% menjadi US$22 miliar
- Indonesia 8% menjadi US$82 miliar
- Malaysia 7% menjadi US$23 miliar
Berdasarkan sektornya, e-commerce masih menjadi penyumbang terbesar terhadap GMV ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2023. Hampir seluruh sektor meningkat, kecual sektor pesan-antar makanan yang menurun tahun ini.
Berikut rincian proyeksi GMV ekonomi digital di Asia Tenggara berdasarkan sektornya tahun ini:
- E-commerce: US$139 miliar, naik 6% (yoy)
- Travel online: US$30 miliar, naik 63% (yoy)
- Media online: US$26 miliar, naik 10% (yoy)
- Pesan-antar makanan: US$16 miliar, turun 4% (yoy)
- Transportasi: US$7,3 miliar, naik 30% (yoy)
Adapun Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan, ekonomi digital Asia Tenggara masih akan tumbuh dalam beberapa tahun mendatang. GMV ekonomi digital di kawasan ini diproyeksi mencapai US$295 miliar pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 16%.
(Baca: Startup Kurangi Promosi, Nilai Ekonomi Digital Indonesia Diprediksi Tumbuh Melambat pada 2023)