Harga Makanan, Minuman dan Tembakau di Kota Metro Bulan April Naik 0,01%
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Harga-harga komponen penyumbang inflasi rokok dan tembakau di Kota Metro pada April lalu berada di angka 0,01%. Angka ini bertahan di posisi yang salam dalam dua bulan terakhir. Di antara sembilan kelompok inflasi yang diukur di daerah ini, kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang -1,15% inflasi daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) makanan, minuman dan tembakau di Kota Metro berada di level 124,64 pada April 2025, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 124,63.
Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, inflasi makanan, minuman dan tembakau telah mencapai 3,45% (year on year/yoy). Sementara jika dibandingkan dengan posisi awal tahun, harga-harga komponen penyumbang inflasi di Kota Metro telah mengalami pertumbuhan 0,02% (year to date/ytd).
(Baca: Pengeluaran Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Kota Pekanbaru Bulan April Turun 0,52%)
Dibandingkan dengan 11 kelompok lainnya, inflasi kelompok ini berada di urutan sembilan.
Berikut ini inflasi subkelompok makanan, minuman dan tembakau yang di ukur BPS per April di Kota Metro :
- Kelompok rokok dan tembakau 0,01%
- Kelompok minuman yang tidak beralkohol 0,02%
- Kelompok makanan -1,44%
- Kelompok makanan, minuman dan tembakau -1,15%
Dibandingkan dengan 108 kabupaten/kota lain, inflasi makanan, minuman dan tembakau tertinggi terjadi di Indonesia sebesar 0,18% dengan IHK sebesar 119.43 dan terendah terjadi di Kabupaten Tanah Laut sebesar 0,39% dengan IHK sebesar 112.38. Sementara untuk Kota Metro ini menempati urutan 106.
Berikut ini 10 kabupaten/kota dengan inflasi subkelompok makanan, minuman dan tembakau tertinggi pada April 2025:
- Kabupaten Timor Tengah Selatan 2,37%
- Kabupaten Tabanan 1,7%
- Kabupaten Jember 1,52%
- Kota Padang Sidimpuan 1,34%
- Luwuk 1,3%
- Kabupaten Banyuwangi 1,22%
- Kota Ternate 1,05%
- Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1,02%
- Kabupaten Mesuji 1%
- Kabupaten Luwu Timur 0,82%