Indonesia akhirnya berhasil keluar dari resesi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7,07% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II-2021.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kuartal (q-to-q) mencapai 3,31% pada April-Juni 2021. Sedangkan secara akumulatif, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,1% (c-to-c) pada semester I-2021.
Berdasarkan besarannya, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 4.175,8 triliun pada kuartal II-2021 . Sementara, PDB atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp 2.772,8 triliun.
Positifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan merupakan yang pertama kali sejak kuartal II-2020. Sebelumnya, Indonesia terus mengalami kontraksi ekonomi selama empat kuartal berturut-turut.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif pada kuartal II-2021 salah satunya didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat. Hal tersebut pun mengerek pertumbuhan konsumsi rumah tangga menjadi sebesar 5,93%.
Konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT) juga tercatat tumbuh sebesar 4,12%. Kemudian, konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar 8,06%.
Investasi yang diwakili pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tercatat meningkat sebesar 8,06%. Selain itu, ekspor Indonesia meningkat 31,78% dan impor tumbuh 31,22%.
Berdasarkan lapangan usahanya, sektor transportasi dan pergudangan mencatatkan pertumbuhan paling tinggi sepanjang April-Juni 2021, yakni 25,1%. Posisinya diikuti oleh sektor akomodasi, makan, dan minum yang tumbuh 21,58%.
Sektor jasa lainnya juga tumbuh 11,97% pada kuartal II-2021. Kemudian, sektor jasa kesehatan mengalami kenaikan sebesar 11,62% persen pada periode yang sama.
(Baca: Masih Resesi, Ekonomi Indonesia Tumbuh Minus 0,74% pada Kuartal I-2021)