Laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan, realisasi belanja negara pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp287,8 triliun pada Februari 2023. Realisasi ini naik 1,8% dibanding Februari tahun lalu (year-on-year/yoy).
Realisasi belanja pada Februari 2023 baru mencapai 9,4% dari target belanja APBN tahun ini yang totalnya Rp3.061,2 triliun.
Jika dirinci per komponen, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp182,6 triliun pada Februari 2023. Komponen belanja ini terdiri dari pos belanja kementerian dan lembaga (K/L) serta belanja non-K/L.
Realisasi belanja K/L turun 2,8% (yoy) menjadi Rp76,4 triliun. Pada pos ini belanja digunakan untuk percepatan penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pengadaan peralatan/mesin, gedung/bangunan, sarana prasarana/logistik, pemeliharaan jalan/jaringan/irigasi/barang milik negara, penyaluran bantuan sosial, serta kegiatan operasional K/L.
Sementara belanja non-K/L realisasinya naik 13,4% (yoy) menjadi Rp106,2 triliun, ini menjadi penyumbang terbesar belanja negara pada Februari 2023. Belanja pada pos ini utamanya untuk pembayaran manfaat pensiun, pembayaran bunga utang, dan penyaluran subsidi.
Kemudian realisasi transfer ke daerah (TKD) tercatat sebesar Rp105,2 triliun atau turun 4,8% (yoy).
Di sisi lain, pada Februari 2023 pendapatan negara tumbuh 38,7% (yoy) menjadi Rp419,6 triliun.
Tingginya realisasi pendapatan ketimbang belanja negara, menjadikan APBN mengalami surplus Rp131,8 triliun pada Februari 2023. Angka itu setara dengan 0,63% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: Pendapatan Negara Tembus Rp419 Triliun, Mayoritas dari Pajak)