Ini Industri Pengolahan dengan Produktivitas Pekerja Tertinggi di RI

Ekonomi & Makro

Premium

Adi Ahdiat 09/07/2024 15:39 WIB

URL telah disalin

Memuat...

10 Subsektor Industri Pengolahan dengan Produktivitas Pekerja Tertinggi di Indonesia (2022)*

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Berlangganan

Dapatkan lebih banyak konten Premium dan akses ke fitur-fitur khusus buat pelanggan.

Mulai dari

Rp50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Dapatkan akses instan ke artikel “Ini Industri Pengolahan dengan Produktivitas Pekerja Tertinggi di RI”.

Rp5.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

10 Subsektor Industri Pengolahan dengan Produktivitas Pekerja Tertinggi di Indonesia (2022)*

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi memiliki produktivitas tenaga kerja tertinggi di sektor pengolahan.

Produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan pekerja dalam menghasilkan barang produksi. BPS mengukur hal ini dengan membagi nilai tambah dengan jumlah pekerja di setiap industri.

Pada 2022, industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi tercatat memiliki produktivitas dengan nilai Rp6,88 miliar per tenaga kerja per tahun.

Subsektor pengolahan lain yang masuk jajaran top 10 adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia; logam dasar; serta kendaraan bermotor, trailer, dan semi-trailer.

Berikutnya ada industri peralatan listrik; kertas dan barang dari kertas; farmasi dan obat kimia/tradisional; makanan; alat angkutan lainnya; serta mesin dan perlengkapannya seperti terlihat pada grafik.

Adapun subsektor industri pengolahan yang produktivitasnya paling rendah pada 2022 adalah sebagai berikut:

Industri furnitur (Rp209,58 juta);
Industri kayu/gabus non-furnitur dan anyaman dari bambu/rotan (Rp 200,60 juta);
Industri pakaian jadi (Rp185,29 juta); dan
Industri kulit/barang dari kulit dan alas kaki (Rp170,17 juta).

(Baca: Ini Industri Pengolahan dengan Nilai Tambah Terbesar di RI)

Editor : Adi Ahdiat

Tags

Data Terkait

Perempuan yang Gagal Bayar Pinjol Bertambah, Laki-laki Berkurang

Gempa Terkini 5,4 M (Magnitudo) Guncang Wilayah Sarmi Papua

PHK di Perusahaan Teknologi Global Berlanjut sampai Oktober 2024

IHSG Melemah di Tengah Eskalasi Konflik Ukraina-Rusia (Kamis, 21 November 2024)

Indopolling: Pramono-Rano Karno Raih 48,4%, Tertinggi di Jakarta

Harga Pangan di DKI Jakarta Hari Ini: Harga Garam Naik, Cabai Turun

Data Stories Terkini

Prakiraan Cuaca di Tanjung Pinang 21-30 Nov/24 Demografi 21/11/2024, 22:44 WIB

Prakiraan Cuaca di Sofifi 21-30 Nov/24 Demografi 21/11/2024, 21:37 WIB

Perempuan yang Gagal Bayar Pinjol Bertambah, Laki-laki Berkurang Keuangan 21/11/2024, 20:05 WIB

Gempa Terkini 5,4 M (Magnitudo) Guncang Wilayah Sarmi Papua Lingkungan 21/11/2024, 19:22 WIB

PHK di Perusahaan Teknologi Global Berlanjut sampai Oktober 2024 Ketenagakerjaan 21/11/2024, 18:57 WIB

Prakiraan Cuaca di Pontianak 21-30 Nov/24 Demografi 21/11/2024, 18:41 WIB

Unduh

Sumber

Data Populer

Harga Minyak Dunia Naik ke US$ 73,28 per Barel (Kamis, 21 November 2024)

Harga Minyak Dunia Naik ke US$ 73,28 per Barel (Kamis, 21 November 2024)

Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp. 15.911,3 per Dolar AS (Rabu, 20 November 2024)

Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp. 15.911,3 per Dolar AS (Rabu, 20 November 2024)

Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Menuju Level US$ 16.095 per Ton (Rabu, 20 November 2024)

Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Menuju Level US$ 16.095 per Ton (Rabu, 20 November 2024)

Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan Naik Menuju Level US$ 554.38 Bushel (Kamis, 21 November 2024)

Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan Naik Menuju Level US$ 554.38 Bushel (Kamis, 21 November 2024)

Harga Timah Naik Menjadi US$29.310 per Ton per Rabu, 20 November 2024

Harga Timah Naik Menjadi US$29.310 per Ton per Rabu, 20 November 2024