Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi belanja Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga semester I 2023 mencapai Rp36,2 triliun atau 42,3% dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebesar Rp85,5 triliun.
Realisasi anggaran tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya (year-on-year/yoy) yang mencapai Rp54,7 triliun atau 56,5% dari pagu 2022.
Kemenkeu menjelaskan, hal tersebut dipengaruhi oleh menurunnya kasus Covid-19. Sehingga anggaran untuk pembayaran klaim pasien dan insentif bagi tenaga kesehatan juga lebih rendah.
"Belanja kesehatan ini turun dari tahun lalu 9,1% karena memang belanja untuk Covid-19 sudah menurun dan kita menormalisasi belanja untuk bidang kesehatan," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja (raker) bersama Banggar DPR, dilansir dari Kontan pada Senin (10/7/2023).
Adapun realiasi anggaran Kemenkes pada semester I tahun ini disalurkan untuk mendukung pencapaian arah kebijakan dalam RPJM 2020-2024 melalui program kesehatan masyarakat, program pelayanan kesehatan, dan JKN.
Mengutip dari laporan keuangan Kemenkeu, realiasi belanja Kemenkeu semester I 2023 antara lain dimanfaatkan untuk:
- Penyaluran bantuan iruan peserta PBI JKN sebanyak 96,7 juta peserta
- Ibu hamil kurang energi kronis yang mendapatkan makanan tambahan dari buffer stock sebanyak 50 ribu orang
- Balita kurus yang mendapatkan makanan tambahan dari buffer stock sebanyak 138,9 orang
Jika dilihat dari trennya selama 5 tahun terakhir, realisasi belanja kesehatan paling tinggi terjadi pada semester I 2021 yang mencapai Rp63,5 triliun dari 75,3% pagu APBN 2021.
Sementara untuk realisasi belanja Kemenkes terendah terjadi pada 2019 yang menghabiskan Rp35 triliun dari 59,5% pagu APBN,
(Baca juga: 10 Kementerian/Lembaga dengan Realisasi Belanja Terbanyak hingga Semester I 2023)