Paket Ekonomi 8+4+5 Lebih Rendah dari Periode Sebelumnya

Pemerintah Indonesia membuat paket kebijakan ekonomi “8+4+5” yang dialokasikan untuk akhir 2025 hingga 2026, guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Total paketnya mencapai Rp16,23 triliun.

Melansir laporan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), stimulus ekonomi ini terdiri atas 8 program akselerasi program yang dijalankan pada 2025, 4 program yang akan dilanjutkan pada 2026, serta 5 program penyerapan tenaga kerja.

"Paket kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lebih banyak lapangan kerja," tulis LPS dalam laporannya, dikutip pada Selasa (14/10/2025)

Namun, total anggaran 8+4+5 lebih kecil dibandingkan dengan paket stimulus pada Juni–Juli 2025 yang mencapai Rp24,44 triliun.

(Baca: Pemerintah RI Guyur Paket Stimulus Ekonomi Rp24 Triliun, Ini Rinciannya)

Bila dibedah secara komposisi, ada perbedaan mencolok dari kedua paket tersebut. Pada stimulus ekonomi Juni-Juli 2025, terbesar untuk pangan, sebesar Rp11,93 triliun atau 48,81% dari total stimulus. Sementara untuk lapangan pekerjaan Rp10,72 triliun atau 43,86%. Adapun lain-lainnya terhimpun Rp1,79 triliun atau 7,32%.

Pada paket 8+4+5, komposisi terbesar untuk lapangan pekerjaan, yakni Rp8,32 triliun atau 51,26% dari total stimulus 8+4+5. Disusul pangan sebesar Rp7 triliun (43,13%) dan lainnya Rp0,91 triliun (5,61%).

LPS menyebut, ini menunjukkan fokus pemerintah pada 8+4+5 adalah penciptaan lapangan kerja. Anggaran itu akan dialokasikan untuk sejumlah program, seperti magang bagi lulusan perguruan tinggi, program padat karya tunai di Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum, serta fasilitas ruang kerja bagi pekerja di sektor gig economy.

(Baca: Warga RI Masih Optimistis dengan Kondisi Ekonomi Mendatang)