Tren Investasi Neraca Arus Dana Indonesia pada 2020-2024

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai investasi dalam neraca arus dana (NAD) Indonesia selama periode 2020-2024 cenderung naik.

NAD merupakan sistem data finansial yang mencatat transaksi antarsektor institusi melalui sejumlah instrumen keuangan pada periode tertentu.

NAD berfungsi menggambarkan keterkaitan antara tabungan dan investasi, baik di sektor riil maupun finansial, sehingga aliran dana dari sektor surplus ke sektor defisit dapat terlihat lebih jelas.

Berdasarkan jenisnya, ada dua jenis investasi yang tercakup dalam NAD, yaitu investasi fisik atau investasi nonfinansial dan investasi finansial.

Investasi nonfinansial menggambarkan nilai perubahan (penambahan dan pengurangan) aset tetap atau PMTB dan persediaan atau inventori.

Sementara, investasi finansial menggambarkan nilai penempatan dana oleh pelaku ekonomi pada instrumen-instrumen finansial, seperti saham, obligasi, pinjaman, valas, dan sebagainya.

Menurut jenisnya, investasi nonfinansial menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun, sementara investasi finansial fluktuatif.

Pada 2024, nilai investasi nonfinansial mencapai Rp6.951 triliun, naik 9,7% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan investasi finansial, mengalami penurunan pada 2022 dan 2023. Pada 2024, nilainya sedikit menguat 1,2% menjadi Rp3.065 triliun.

Maka dari itu, jelas BPS, proporsi investasi di Indonesia didominasi investasi nonfinansial yang sebesar 69,40% pada 2024, sementara investasi finansial sebesar 30,60%.

Secara keseluruhan, selama 2020-2024, penurunan investasi hanya terjadi pada 2023, sementara pada 2024 kembali menguat 6,9% menjadi Rp10.016 triliun.

(Baca: Realisasi Investasi Hulu Migas RI Capai 55% pada Agustus 2025)