Digadang Sebagai Kekuatan Baru, Ini Rasio Belanja Militer China dan Rusia

Ekonomi & Makro

Premium

Erlina Fury Santika 06/09/2025 13:00 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Belum lama, pemimpin Rusia dan Korea Utara, serta Indonesia, melawat China untuk menyaksikan parade militer. Rusia-Korut-China digadang sebagai poros baru. Bagaimana belanja militer poros ini?

Rasio Belanja Militer terhadap PDB dari China dan Rusia (2000-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Digadang Sebagai Kekuatan Baru, Ini Rasio Belanja Militer China dan Rusia”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Rasio Belanja Militer terhadap PDB dari China dan Rusia (2000-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Presiden China, Xi Jinping, mengundang sejumlah pemimpin negara, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Shanghai Cooperation Organisation atau KTT SCO di Tianjin pada 31 Agustus-1 September.

Selain itu, mereka menyaksikan parade militer untuk memperingati 80 tahun kemenangan China melawan agresi Jepang dan Perang Dunia anti-fasis di Beijing pada 3 September.

Hal yang paling disoroti dalam pertemuan tersebut adalah berjajarnya Presiden Rusia, Vladimir Putin; Presiden China, Xi Jinping; dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Pertemuan ini secara tak langsung memberikan pesan politik untuk Amerika Serikat (AS), menurut media Deutsche Welle (DW). "Dunia baru tak lagi sepenuhnya didominasi AS dan Barat," begitu bunyi kutipan laporan DW.

China, Rusia, dan Korea Utara dipandang sebagai poros baru. Kekuatan militer ketiganya juga cukup menjanjikan, ini pun terlihat dari aksi simbolik China yang memamerkan sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) dan prajurit militer dalam perayaan tersebut.

Melansir Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), rasio belanja militer China terhadap produk domestik bruto (PDB) di rentang 1%-2% setiap tahunnya.

Selama 2000-2024, rasio tertinggi terjadi pada 2002 yang sebesar 2,06% dan terendah pada 2021 sebesar 1,61%. Data terakhir pada 2024 mencapai 1,71%.

Sementara Rusia berada di rentang 3%-7% dari PDB. Selama lebih dari dua dekade, rasio tertinggi jatuh pada 2024 yang sebesar 7,05% dan terendah pada 2007 sebesar 3,12%.

Namun, PDB kedua negara pun berbeda. Sebagai gambaran, International Monetary Fund (IMF) melaporkan PDB harga berlaku China sebesar US$18,75 ribu pada 2024. Pada tahun yang sama, Rusia (Federasi) sebesar US$2,16 ribu.

SIPRI tidak memiliki data rasio belanja militer dari Korea Utara.

(Baca: Perbandingan Rasio Belanja Militer Kamboja dan Thailand 2000-2024)

Editor : Erlina Fury Santika