Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi tahunan 2,31% (year-on-year/yoy) pada Agustus 2025.
Laju inflasi ini sedikit melambat dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 2,37% (yoy).
Berikut daftar kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi atau kenaikan harga secara tahunan pada Agustus 2025, diurutkan dari yang inflasinya tertinggi:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 8,66% (yoy)
- Pendidikan: 1,43% (yoy)
- Kesehatan: 1,91% (yoy)
- Makanan, minuman, dan tembakau: 3,99% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 1,85% (yoy)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 1,65% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,10% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 0,81% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 0,42% (yoy)
Sementara ada dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi atau penurunan harga secara tahunan pada Agustus 2025, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,33% (yoy) serta transportasi 0,29% (yoy).
Komoditas yang memberi andil terhadap inflasi atau kenaikan harga tahunan pada Agustus 2025 adalah beras, telur ayam ras, bawang merah, tomat, kelapa, ikan segar, minyak goreng, kopi bubuk, santan jadi, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), dan sigaret putih mesin (SPM).
Inflasi tahunan juga ditopang oleh kenaikan harga sewa rumah, bahan bakar rumah tangga, tarif air minum PAM, upah asisten rumah tangga, mobil, uang sekolah, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan.
Sedangkan komoditas yang memberi andil deflasi atau penurunan harga tahunan pada Agustus 2025 adalah cabai rawit, cabai merah, kentang, bawang putih, dan daun bawang.
Deflasi tahunan juga terjadi pada harga sabun detergen bubuk, sabun cair/cuci piring, pengharum cucian, bensin, tarif angkutan udara, tarif kereta api, telepon seluler, dan uang sekolah SMA.
Pada Agustus 2025, sebanyak 37 provinsi mengalami inflasi tahunan dan 1 provinsi deflasi tahunan.
Inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 4,42% (yoy), sedangkan deflasi terjadi di Papua Barat 0,87% (yoy).
(Baca: Sederet Tantangan Ekonomi Menurut Anak Muda Indonesia, dari Bahan Pokok hingga Pendapatan Pajak)