APBN Defisit Rp197 Triliun pada Semester I 2025

Kementerian Keuangan melaporkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia pada semester I 2025 defisit Rp197 triliun, setara 0,81% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Defisit APBN paruh pertama tahun ini melebar dibanding semester I tahun lalu, yang nilai defisitnya Rp77,32 triliun atau 0,34% terhadap PDB.

Kenaikan defisit APBN Indonesia terjadi karena belanja negara yang lebih besar dari pendapatan negara. 

Pada semester I 2025, realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp1.210,1 triliun, setara 40% dari target APBN tahun ini. 

Pendapatan itu berasal dari penerimaan perpajakan Rp837,8 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp224,2 triliun, serta penerimaan kepabeanan dan cukai Rp147,5 triliun.

"Pendapatan negara terkontraksi 9% (year-on-year/yoy) dipengaruhi oleh tren penurunan harga ICP (minyak mentah Indonesia), pengalihan dividen BUMN ke BPI Danantara, dan kebijakan PPN secara terbatas atas barang mewah," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Selasa (1/7/2025).

Sementara realisasi belanja negara semester I 2025 lebih besar, mencapai Rp1.407,1 triliun atau 38,8% terhadap APBN. Nilainya naik sekitar 1% (yoy) dibanding semester I tahun lalu.

Belanja ini terdiri atas belanja pemerintah pusat, yakni belanja K/L dan non-K/L sebesar Rp1.006,5 serta transfer ke daerah (TKD) Rp400,6 triliun. 

(Baca: Program Prabowo Serap APBN Rp446 T, Kopdes Merah Putih Terbesar)