Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mengalami inflasi tahunan 1,55% (year-on-year/yoy) pada November 2024.
Laju inflasi ini menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir, tepatnya sejak Agustus 2021 seperti terlihat pada grafik.
Komoditas yang memberi andil terhadap inflasi atau kenaikan harga tahunan pada November 2024 adalah beras, bawang merah, bawang putih, tomat, daging ayam ras, ikan segar, gula pasir, kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM).
Selain itu, laju inflasi November 2024 juga dipengaruhi kenaikan sewa rumah, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, uang sekolah, kue kering berminyak, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan.
Sedangkan komoditas yang memberi andil deflasi atau penurunan harga tahunan pada November 2024 adalah cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, wortel, buncis, pepaya, labu siam/jipang, daun bawang, susu bubuk untuk balita, sabun cair/cuci piring, bensin, tarif angkutan udara, dan telepon seluler.
Berikut rincian laju inflasi tahunan Indonesia berdasarkan pengeluaran pada November 2024, diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 7,26% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 2,40% (yoy)
- Pendidikan: 1,89% (yoy)
- Makanan, minuman, dan tembakau: 1,68% (yoy)
- Kesehatan: 1,65% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,49% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 1,20% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 1,08% (yoy)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 0,59% (yoy)
- Transportasi: 0,03% (yoy)
Sementara kelompok pengeluaran informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi atau penurunan harga secara tahunan sebesar 0,28% (yoy).
Pada November 2024, seluruh provinsi di Indonesia mengalami inflasi tahunan. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah sebesar 4,35% (yoy), sedangkan terendah di Kepulauan Bangka Belitung 0,22% (yoy).
(Baca: Rata-rata Biaya Kuliah di Indonesia Naik 50% selama 2014-2023)