Kementerian Keuangan mencatat, realisasi pendapatan negara dalam anggaran pendapatan belanja negara (APBN) per Mei 2023 mencapai Rp1.209,3 triliun, setara 49,1% dari target tahun ini yang sebesar Rp2.463 triliun.
"(Realisasi pendapatan) ini menunjukan pertumbuhan 13% dibandingkan penerimaan bulan Mei 2022 yang lalu," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers online, Senin (26/6/2023). Adapun realisasi pendapatan negara pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.070,1 triliun.
Pendapatan negara utamanya masih ditopang oleh penerimaan pajak. Tercatat, penerimaan pajak per Mei 2023 mencapai Rp830,3 triliun atau 48,3% dari target APBN tahun ini yaitu Rp1.718 triliun. Realisasi ini pun tumbuh 17,7% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berikutnya, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tumbuh 16,2% (yoy) menjadi Rp260,5 triliun pada akhir bulan lalu. Angka ini mencapai 59% dari target APBN 2023 yang sebesar Rp441,4 triliun.
Di sisi lain, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai justru menurun pada Mei 2023. “Realisasi (kepabeanan dan cukai) Rp118,4 triliun, itu mengalami koreksi cukup tajam 15,6% (yoy),” ujar Sri Mulyani.
Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai per Mei 2023 baru mencapai 39% dari target APBN tahun ini yang sebesar Rp303,2 triliun.
Sri Mulyani mengatakan ada beberapa penyebab mengapa penerimaan bea dan cukai negatif pada Mei 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Lingkungan global menyebabkan harga komoditas koreksi dan terlihat dari bea keluar kita," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, penerimaan bea dan cukai yang negatif juga dipicu bea keluar yang turun tajam hingga 67,52% (yoy). Anjloknya bea keluar dipicu oleh turunnya harga CPO yang lebih rendah, serta turunnya volume ekspor mineral, hingga turunnya tarif bea keluar tembaga.
Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan bahwa bea masuk masih positif 7,87% (yoy) karena penguatan kurs dolar Amerika Serikat yang naik dan pertumbuhan bea masuk dari komoditas utama yang menopang industri kendaraan bermotor.
Sementara itu, penerimaan cukai turun 12,73% (yoy) imbas lesunya produksi khususnya golongan I.
Penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) hingga Mei 2023 turun 12,45% (yoy), mencapai Rp89,95 triliun. Hal ini, menurut Sri Mulyani, dikarenakan penurunan produksi tembakau pada Maret 2023 dibandingkan tahun sebelumnya akibat kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) pada saat itu.
Adapun realisasi belanja negara tercatat mencapai Rp1.005 triliun per Mei 2023, naik 7,1% (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp938,2 riliun.
Besarnya realisasi pendapatan negara ketimbang belanja negara, membuat APBN mencetak surplus sebesar Rp204,3 triliun pada Mei 2023. Surplus tersebut setara dengan 0,97% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: Realisasi Belanja Negara Rp518 Triliun pada Maret 2023, Ini Pengeluaran Terbesarnya)