Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, Singapura masih menjadi investor utama Indonesia pada kuartal II-2021. Negeri Singa berinvestasi sebesar US$ 2,1 miliar atau 26,4% dari total penanaman modal asing (PMA) di tanah air.
Meski demikian, jumlah investasi Singapura pada kuartal ini menyusut 19,1% dibanding kuartal sebelumnya. Negara tetangga Indonesia itu tercatat menggelontorkan US$ 2,6 miliar pada kuartal I-2021.
Hong Kong bertengger di posisi kedua karena berinvestasi sebesar US$ 1,4 miliar sepanjang April-Juni 2021. Belanda serta Jepang menyusul dengan investasi masing-masing sebesar US$ 1,1 miliar dan US$ 715,8 juta.
Dengan total 13.375 proyek, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya jadi sektor yang paling banyak mendapatkan investasi asing. Nilainya tercatat mencapai US$ 1,8 miliar pada kuartal II-2021.
Pertambangan mengikuti dengan nilai investasi US$ 944 juta. Kondisi tersebut sejalan dengan fokus pemerintah untuk memprioritaskan sektor pertambangan. Salah satunya menggarap nikel yang akan menjadi basis baterai mobil listrik di dalam negeri.
Secara keseluruhan, Indonesia berhasil mengantongi PMA hampir US$ 8 miliar yang setara dengan Rp 116,8 triliun (kurs Rp 14.600/USD). Investasi asing masih mendominasi ketimbang penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang sebesar Rp 106,2 triliun. Total investasinya naik 1,5% pada kuartal II-2021 dibanding kuartal sebelumnya.
(Baca: Indonesia Kantongi Rp 223 Triliun Realisasi Investasi pada Kuartal II-2021)