Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencetak surplus pada Mei 2023 yaitu sebesar Rp204,3 triliun pada Mei 2023.Jumlah ini setara 0,97% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Realisasi surplus APBN RI pada Mei 2023 pun naik 54,8% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Per Mei 2022, realisasi surplus APBN hanya Rp132 triliun.
Surplus APBN tersebut diikuti dengan keseimbangan primer yang terjaga yaitu pada level Rp390,5 triliun. Adapun keseimbangan primer adalah total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pelaksanaan APBN Indonesia sampai bulan kelima tahun ini masih menunjukan kinerja yang positif.
“Meskipun lingkungan global masih sangat berat, bahkan masih berisiko," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers online, Senin (26/6/2023).
Menurut Sri Mulyani, volatilitas masih tinggi, geopolitik masih bergejolak, dan harga komoditas mengalami koreksi. Namun, ia mengatakan bahwa pemerintah masih akan mengantisipasi pelemahan global ke depannya.
Adapun peningkatan surplus APBN RI pada Mei 2023 merupakan hasil dari pendapatan negara yang masih tumbuh pesat. Sri Mulyani mengatakan, pendapatan negara telah mencapai Rp1.209,3 triliun sampai dengan akhir Mei 2023, setara 49,1% dari target tahun ini sebesar Rp2.463 triliun.
"(Pendapatan negara) ini menujukan pertumbuhan 13% dibandingkan penerimaan bulan Mei 2022 yang lalu," ujar Sri Mulyani.
Sementara, belanja negara tercatat tumbuh 7,1% secara tahunan (yoy) pada Mei 2023. Tercatat, realisasi belanja negara mencapai Rp1.005 triliun, dari target yang ditetapkan sebesar Rp3.061,2 triliun.
"Ini artinya, 32,8% dari total belanja negara sudah dibelanjakan," ujar dia.
(Baca: Pendapatan Negara Tembus Rp1 Kuadriliun pada April 2023, Surplus Rp234,7 Triliun)