Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Aceh Utara, pada 2024 mencapai Rp30,08 juta. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 3,56% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp28,38 juta .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2021 pasca covid tercatat turun 0,54%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 633,63 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp47.602 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 270.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi unggulan.
Untuk urutan pertama adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Pada 2024 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp10,05 jutajuta. PDRB ini tumbuh 3,94%.
Di urutan kedua adalah sektor pertambangan dan penggalian pertumbuhan negatif -0,37% menjadi Rp7,19 jutajuta, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor diurutan ketiga dengan PDRB Rp3,45 jutajuta (3,46%).
Selain itu, sektor lainnya yang memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah transportasi dan pergudangan dengan PDRB Rp1,6 jutajuta.
Distribusi PDRB di Kabupaten Aceh Utara pada 2024
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Aceh Utara ini adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi mencapai 30,89%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor industri pengolahan, dan sektor transportasi dan pergudangan.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Jasa Lainnya,Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Pengadaan Listrik dan Gas dan Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang.