PT Pertamina (Persero) mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 767,9 juta atau sekitar Rp 11,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.755 per dolar Amerika Serikat). Angka ini turun drastis dibandingkan pencapaian semester I-2019 yang berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 660 juta.
Berdasarkan laporan keuangan Pertamina per semester I-2020, penjualan dan pendapatan usaha mengalami penurunan sebesar 19,81% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$ 25,5 miliar pada semester I-2019 menjadi US$ 20,5 miliar. Turunnya pendapatan dan penjualan disebabkan adanya penurunan penjualan minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi, dan produk minyak di dalam negeri sebesar 20,9% menjadi US$ 16,6 miliar. Selanjutnya, terdapat penurunan sebesar 13,4% dari pendapatan usaha dari aktivitas operasi lainnya menjadi US$ 414,8 juta.
Tekanan juga berasal dari penurunan penggantian biaya subsidi dari pemerintah hingga 30,7% dari US$ 2,5 miliar menjadi US$ 1,7 miliar. Namun, terdapat peningkatan penjualan ekspor minyak mentah, gas bumi, dan produk minyak sebesar 9,7% menjadi US$ 1,8 miliar. (Baca: Bagaimana Perkembangan Harga Minyak Mentah Indonesia?)