Penyalahgunaan data semakin marak kala pandemi virus corona Covid-19. Kerugiannya pun diperkirakan kian membengkak.
Laporan IBM Security menunjukkan, rata-rata total biaya yang ditimbulkan akibat adanya penyalahgunaan data mencapai US$ 4,24 juta pada 2021. Jumlah itu naik 9,8% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar US$ 3,86 juta.
Sektor yang paling banyak menerima kerugian adalah perawatan kesehatan (healthcare). IBM Security melaporkan, rata-rata total biaya akibat penyalahgunaan data di sektor tersebut mencapai US$ 9,23 juta pada 2021, naik 29,5% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 7,13 juta.
Posisinya disusul sektor keuangan dengan total biaya mencapai US$ 5,72 juta. Kendati, nilai tersebut turun 2,3% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 5,85 juta.
Setelahnya ada sektor farmasi yang total biaya akibat penyalahgunaan datanya mencapai US$ 5,04 juta pada 2021. Nilai tersebut juga turun tipis 0,3% dari 2020 yang sebesar US$ 5,06 juta.
Total biaya akibat penyalahgunaan data di sektor teknologi turun dari US$ 5,04 juta pada 2020 menjadi US$ US$ 4,88 juta pada tahun ini. Sementara, total biaya akibat penyalahgunaan data di sektor energi turun tajam hingga 27,2% dari US$ 6,39 juta pada 2020 menjadi US$ 4,65 juta pada 2021.
IBM menyusun laporan tersebut dengan melibatkan 537 organisasi yang tersebar di 17 industri dan 17 negara. Meski ukuran sampel terlihat kecil, perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini telah dianggap representatif.
(Baca: Pandemi Tingkatkan Kerugian Akibat Pelanggaran Data)