5.256 Hotspot Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Selasa, 23 September 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 5.256 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 3734 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (23/9/2025) pukul 11.06 WIB. Dari 5.256 titik panas terdeteksi, 581 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 4382 titik skala sedang, dan 293 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Tren Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Tahun Terakhir)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Barat sebanyak 2624 titik. Nusa Tenggara Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 396 titik. Kalimantan Timur berada di posisi ketiga sebanyak 306 titik panas.
Sebanyak 254 titik panas terdeteksi di Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah menyusul dengan 229 titik panas, serta Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah masing-masing memiliki 223 dan 208 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Indonesia Punya Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia)