Serangan Israel ke Palestina telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini. Melansir Al Jazeera, Rabu (20/12/2023), setidaknya ada 20.000 warga Palestina telah terbunuh di Jalur Gaza akibat serangan Israel, menurut para pejabat Palestina. Dari jumlah tersebut, terdapat 8.000 korban anak-anak dan 6.200 korban wanita yang tewas.
Sementara serangan Hamas ke Israel selatan pada awal Oktober lalu, mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya disandera, menurut klaim Israel.
Lantas, bagaimana persepsi masyarakat Indonesia mengenai latar belakang konflik Israel dan Palestina?
Menurut survei Kurious-Katadata Insight Center (KIC), mayoritas atau 79,8% responden menilai bahwa sengketa wilayah merupakan hal yang menjadi latar belakang terjadinya konflik serangan Israel ke Palestina.
Kemudian, ada 31% responden yang menilai konflik karena masalah kemanusiaan. Lalu, sebanyak 29,3% responden menilai bahwa masalah politik melatarbelakangi konflik kedua negara tersebut.
Ada pula 28,7% responden yang mempersepsikan konflik karena masalah keagamaan, diikuti masalah ekonomi yang dipilih oleh 12,9% responden. Sisanya, ada 1,4% responden yang mengatakan karena masalah lainnya.
Survei Kurious-KIC ini melibatkan 2.554 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri atas 58,9% responden perempuan dan 41,1% laki-laki.
Mayoritas responden berada di Pulau Jawa selain Jakarta (63,7%), diikuti responden di DKI Jakarta (15,1%), dan Pulau Sumatera (13,9%). Sementara proporsi responden dari Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua berkisar 0,2-4%.
Koleksi data dilakukan periode 10-17 November 2023 menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI), dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 1,94% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Survei Kurious: Banyak Orang Nilai PBB Tak Efektif Tangani Konflik Israel-Palestina)