Kementerian LHK Temukan 574 Titik Panas di Indonesia, Terbanyak di Sumatera Selatan (Jumat, 18 Oktober 2024)

1
Irfan Fadhlurrahman 18/10/2024 16:11 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Titik Panas Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 574 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 271 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Jumat (18/10/2024) pukul 16.11 WIB. Dari 574 titik panas terdeteksi, 48 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 510 titik skala sedang, dan 16 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Inilah 10 Gempa Bumi Terbesar Sepanjang Sejarah, Dua di Antaranya dari Indonesia)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Sumatera Selatan sebanyak 118 titik. Nusa Tenggara Barat menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 69 titik. Nusa Tenggara Timur berada di posisi ketiga sebanyak 53 titik panas.

Sebanyak 45 titik panas terdeteksi di Jawa Timur, Sulawesi Tenggara menyusul dengan 36 titik panas, serta Sulawesi Selatan dan Lampung masing-masing memiliki 34 dan 27 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Gempa Bumi hingga Kekeringan, Ini Bencana Alam yang Sering Terjadi di Indonesia hingga Pertengahan 2023)

Data Populer

Lihat Semua