DKI Jakarta genap berusia 496 tahun hari ini, Kamis (22/6/2023). Ibu kota negara ini telah bertransformasi dari waktu ke waktu. Semula hanya pelabuhan kecil, menjadi pusat perdagangan internasional, hingga menjadi metropolitan.
Sebagai kota yang adaptif dengan perkembangan zaman, bagaimana kualitas hidup manusianya saat ini?
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menghimpun skor Indeks Pembangunan Manusia (IPM) warganya.
Sedikitnya ada enam kabupaten/kota di Jakarta yang telah diukur kualitas hidupnya melalui IPM. Tertinggi adalah Jakarta Timur, dengan skor IPM sebesar 85,21 poin dari skala 0-100 pada 2022. Capaian itu meningkat dari 2021 yang sebesar 82,97 poin.
Kedua, Jakarta Pusat yang menorehkan 83,45 poin pada 2022, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 81,56 poin.
Ketiga, Jakarta Barat sebesar 82,11 poin pada 2022, naik juga dari tahun sebelumnya yang sebesar 81,76 poin.
Kepulauan Seribu menyusul di posisi keempat, dengan skor 81,65 poin pada 2022, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 72,10 poin.
Hanya ada satu kota administrasi yang turun capaiannya, yakni Jakarta Selatan. Pada 2022, Jakarta Selatan mendapat skor 72,79 poin. Padahal, pada 2021 skornya sebesar 84,90 poin.
Turunnya skor IPM Jakarta Selatan turut membuat nilai rata-rata DKI Jakarta ambrol. Pada 2022, skor IPM rata-rata DKI Jakarta sebesar 80,81 poin, menurun dari 2021 yang sebesar 81,11 poin.
Secara umum, BPS menyebut IPM menunjukkan akses penduduk terhadap hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Ini menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM juga dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah atau negara.
"Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)," tulis BPS dalam laman resminya.
IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yakni umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.
(Baca juga: Hari Ulang Tahun DKI Jakarta, Apakah Warganya Sudah Bahagia?)