Nusa Tenggara Timur (NTT) dinobatkan sebagai daerah dengan indeks daya saing tertinggi di bidang inklusi sosial pada 2022. Hal tersebut terlihat dalam Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB) yang dirilis Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) bersama Terra Komunika, dan Kinara Indonesia.
Menurut IDSDB, inklusi sosial menekankan pentingnya pemupukan modal manusia dan akses kepada kesempatan-kesempatan ekonomi dalam peningkatan kualitas hidup.
“Pembangunan sosial inklusif bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan seseorang sebagai hasil dari layanan negara maupun capaian mandiri atas pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan semua dimensi krusial dalam upaya pemupukan sumberdaya guna menghasilkan dukungan-dukungan kunci bagi perbaikan kesejahteraan,” tulis IDSDB dalam situs resminya, Rabu (22/2/2023).
Indeks ini bertujuan mengukur capaian keberhasilan daerah dalam penguatan daya saing secara berkelanjutan. Pengukuran indeks ini merupakan gabungan hasil kontribusi sejumlah dokumen serta temuan dari berbagai instansi.
Terdapat empat pilar besar yang menjadi tolok ukur dalam IDSDB, yakni pilar lingkungan lestari, ekonomi berkelanjutan, inklusi sosial, dan tata kelola berkelanjutan.
Pada pilar inklusi sosial, IDSDB diukur menggunakan variabel-variabel berikut:
- Keunggulan SDM: harapan lama sekolah, angka harapan hidup dan gini rasio.
- Ketenagakerjaan: pertumbuhan angkatan kerja dan tingkat pengangguran terbuka.
- Kondusivitas keamanan: tingkat kriminalitas, dan jumlah konflik sosial.
- Ketersediaan infrastruktur sosial: infrastruktur pendidikan SD dan SMP, infrastruktur kesehatan dan akses terhadap air minum layak.
Hasil pengukuran indeks dirumuskan ke dalam skor berskala 0-100, dengan kategorisasi berikut:
- Skor 0 sampai 30: Daya saing rendah
- Skor 30,01 sampai 60: Daya saing sedang
- Skor 60,01 sampai 80: Daya saing tinggi
- Skor 80,01 sampai 100: Daya saing sangat tinggi
Nusa Tenggara Timur meraih skor 74,35 dalam pilar inklusi sosial. Skor ini masuk ke golongan daya saing tinggi, juga menjadi skor terbaik di antara 29 provinsi yang diriset.
Berikutnya, Bali menempati peringkat kedua dengan skor IDSDB pilar inklusi sosial 74,17. Lalu, diikuti oleh Jawa Tengah dan Sulawesi Utara dengan skor masing-masing 71,47 dan 70,05.
Adapun KPPOD berharap IDSDB dapat menjadi salah satu landasan dalam pola pembangunan nasional dan daerah, maupun acuan insentif publik dan non-publik bagi daerah.
Laporan lengkap Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB) selengkapnya dapat diakses di tautan ini.
(Baca: Kepulauan Riau, Daerah dengan Indeks Daya Saing Ekonomi Berkelanjutan Terbaik pada 2022)