Pemerintah Dinilai Paling Bertanggung Jawab Melindungi Warga dari Penipuan

Demografi

Lite

Nabilah Muhamad 05/11/2025 16:20 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Survei GASA menunjukkan, pemerintah dinilai sebagai pihak yang seharusnya paling bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat dari penipuan di Indonesia.

Pihak yang Dinilai Harus Bertanggung Jawab untuk Melindungi Masyarakat dari Penipuan menurut Responden di Indonesia (2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Pemerintah Dinilai Paling Bertanggung Jawab Melindungi Warga dari Penipuan

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Pihak yang Dinilai Harus Bertanggung Jawab untuk Melindungi Masyarakat dari Penipuan menurut Responden di Indonesia (2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Global Anti-Scam Alliance (GASA) menyurvei pandangan publik terkait pihak yang seharusnya bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat dari penipuan di Indonesia.

Sebanyak 14% responden menilai pihak yang harus bertanggung jawab adalah pemerintah. Posisinya diikuti platform online yang digunakan pelaku penipuan (12%) dan otoritas perlindungan konsumen (8%).

"Orang dewasa di Indonesia menilai bahwa tanggung jawab untuk melindungi masyarakat dari penipuan ada pada lembaga layanan publik, terutama pemerintah," tulis GASA dalam laporan bertajuk State of Scams in Indonesia 2025.

Berikut daftar pihak yang dinilai bertanggung jawab dalam melindungi masyarakat dari penipuan:

Pemerintah: 14%
Platform online yang digunakan oleh pelaku penipuan (media sosial, email, atau pesan instan): 12%
Otoritas perlindungan konsumen: 8%
Penyedia situs web atau perusahaan hosting yang digunakan oleh pelaku penipuan: 7%
Polisi: 6%
Otoritas perlindungan keuangan: 6%
Operator telekomunikasi atau penyedia layanan seluler: 4%
Bank, metode pembayaran, atau platform kripto: 3%
Perusahaan asuransi: 0%

Kendati demikian, mayoritas atau 36% responden mengaku bahwa menghindari penipuan merupakan tanggung jawab pribadi.

Sementara, 34% responden berpendapat hal tersebut harus dilakukan oleh organisasi layanan publik dan 26% oleh organisasi komersial.

GASA melakukan survei terhadap 1.000 responden berusia 18 tahun ke atas yang tersebar di Indonesia. Responden terdiri dari 50% laki-laki dan 50% perempuan.

Berdasarkan kelompok usia, responden gen X (45-60 tahun) sebanyak 35%, milenial (29-44 tahun) 34%, gen Z (18-28 tahun) 24%, dan baby boomers (61-70 tahun) 6%. Pengambilan data dilakukan secara online pada 26 Februari-14 Maret 2025.

(Baca: WhatsApp, Aplikasi yang Paling Banyak Ditemukan Penipuan di Indonesia)

Editor : Erlina Fury Santika